BAB1
Pendahuluan
Puji dan
syyukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas karunianya lah saya dapat
membuat tugas teori organisasi umum ini , dan saya juga berterimakasih kepada
bapak Edy Nursanta sebagai dosen teori organisasi umum 1 yang telah
pemperkenankan kami untuk mengikuti matakuliah teori organisasi umum 1 .
Latar belakang
Organisasi
bisa berdiri diawali adanya beberapa tujuan tertentu yang hanya
dapat
dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan dengan persetujuan bersama.
James I. Gibson mengatakan bahwa :
perilakunya
terarah pada tujuan (directed behavior). Artinya organisasi itu mengejar
tujuan
dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan lebih efektif dengan
tindakan
yang dilakukan secara bersama-sama.
Hal
ini berarti bahwa organisasi merupakan alat yang sangat diperlukan
dalam
masyarakat. Organisasi yang baik dalam pertahanan dan keamanan misalnya,
memberi
keuntungan yang sangat mengesankan bagi anggota maupun masyarakat.
Roda
organisasi bisa berjalan dengan lancar apabila organisasi itu tetap
dalam kaidah karakteristiknya.
BAB2
Landasan teori
Organisasi adalah
: “ suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.”
Stoner
mengatakan bahwa “organisasi adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama .”
James D.
Mooney mengemukakan bahwa “organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .”
Chester I.
Bernard berpendapat bahwa “organisasi
adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.”
Stephen P.
Robbins menyatakan bahwa “Organisasi
adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.”
Karakteristik
organisasi menurut James I. Gibson :
1. Struktur (structure)
Setiap organisasi
berkembang melalui beberapa tipe struktur setelah
melewati jangka waktu
tertentu. Para anggota organisasi dibeda-bedakan atas
dasar faktor-faktor
seperti keahlian, status, dan semacamnya.
2
2. Hirarki status
(status hierarchy)
Status yang dimiliki
posisi tertentu merupakan konsekuensi dari
karakteristik tertentu
yang membedakan antara posisi yang satu dengan yang lain.
3. Peran (roles)
Setiap posisi dalam
organisasi mempunyai peran yang saling
berhubungan, yang
terdiri dari sikap dan tingkah laku yang menduduki posisi
tersebut.
4. Norma (norms)
Norma merupakan
seperangkat aturan standart yang diterima oleh para
anggota organisasi.
Setiap anggota diharapkan tunduk kepada terhadap norma
agar roda organisasi
bisa berjalan tertib dan terarah.
5. Persesuaian norma
(norma conformity)
Persesuaian norma ini
ditentukan empat macam, antara lain :
a. Kepribadian para
anggota organisasi
b. Stimulus yang
menimbulkan tanggapan
c. Situasi yang baik
d. Hubungan antar
kelompok
BAB3
Organisasi non profit
organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Ciri ciri organisasi non profit
a. Sumber daya entitas
b. Menghasilkan barang
/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba
c. Tidak ada
kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis
(Mohamad Mahsun, 2006 :
201)
Adapun penjelasan dari
ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas
Sumber daya entitas
berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau
manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan
barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba
Menghasilkan
barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba, kalau suatu entitas menghasilkan
laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para atau pemilik entitas
tersebut.
c. Tidak ada
kepemilikan
Tidak ada kepemilikan
seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam
organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada suatu likuidasi atau pembubaran entitas
Perbedaan organisasi profit & non profit
Banyak hal yang membedakan antara organisasi non profit dengan organisasi lainnya . Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi
Contoh organisasi non profit di Indonesia
WALHI
Walhi adalah organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit dan terbesar di Indonesia. Kami kini hadir di 28 propinsi dengan total 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu (terhitung Desember 2011) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional dan internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia.
Walhi menentang model pembangunan saat ini yang berhaluan globalisasi ekonomi dan korporasi. Walhi mempromosikan solusi yang akan membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial masyarakat. Walhi mendapatkan kekuatan yang sangat besar dan pengetahuan dari kerja-kerja kami bersama masyarakat yang selama ini dipinggirkan dan menjadi korban. Walhi bersama- sama untuk melakukan kampanye baik lokal, nasional maupun internasional.
Kegiatan utama WALHI
Permasalahan lingkungan saling terkait dan telah berdampak besar terhadap kehidupan masnusia dalam bentuk pemiskinan, ketidakadilan dan menurunnya kualitas hidup manusia.
Sebagai solusi, penyelamatan lingkungan hidup harus menjadi sebuah gerakan publik. Sebagai organisasi publik, WALHI terus berupaya :
Menjadi organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat.
Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan.
Mengelola pengetahuan yang dikumpulkannya untuk mendukung upaya penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun publik.
Menjadi sumberdaya ide, kreatifitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam penyelamatan lingkungan hidup.
Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.
Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan advokasi untuk berbagai isu:
Air, pangan dan keberlanjutan
Hutan dan Perkebunan
Energi dan Tambang
Keadilan Iklim
Pesisir dan Laut
Isu-isu Perkotaan
Perbedaan organisasi profit & non profit
Banyak hal yang membedakan antara organisasi non profit dengan organisasi lainnya . Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi
Contoh organisasi non profit di Indonesia
WALHI
Walhi adalah organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit dan terbesar di Indonesia. Kami kini hadir di 28 propinsi dengan total 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu (terhitung Desember 2011) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional dan internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia.
Walhi menentang model pembangunan saat ini yang berhaluan globalisasi ekonomi dan korporasi. Walhi mempromosikan solusi yang akan membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial masyarakat. Walhi mendapatkan kekuatan yang sangat besar dan pengetahuan dari kerja-kerja kami bersama masyarakat yang selama ini dipinggirkan dan menjadi korban. Walhi bersama- sama untuk melakukan kampanye baik lokal, nasional maupun internasional.
Kegiatan utama WALHI
Permasalahan lingkungan saling terkait dan telah berdampak besar terhadap kehidupan masnusia dalam bentuk pemiskinan, ketidakadilan dan menurunnya kualitas hidup manusia.
Sebagai solusi, penyelamatan lingkungan hidup harus menjadi sebuah gerakan publik. Sebagai organisasi publik, WALHI terus berupaya :
Menjadi organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat.
Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan.
Mengelola pengetahuan yang dikumpulkannya untuk mendukung upaya penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun publik.
Menjadi sumberdaya ide, kreatifitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam penyelamatan lingkungan hidup.
Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.
Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan advokasi untuk berbagai isu:
Air, pangan dan keberlanjutan
Hutan dan Perkebunan
Energi dan Tambang
Keadilan Iklim
Pesisir dan Laut
Isu-isu Perkotaan
Kelembagaan
WALHI
Sebagai
forum, WALHI menganut sistem pemerintahan yang demokratis dengan prinsip
tanggung gugat dan transparan. Di tingkat nasional, Eksekutif Nasional
menjalankan program-program nasional organisasi, sementara kelembagaan yang
merupakan representasi seluruh anggota untuk menjalankan fungsi legislatif
disebut Dewan Nasional.
Eksekutif
Nasional dan daerah dipilih melalui pemilihan langsung. Struktur organisasi
dibangun berdasarkan prinsip Trias Politika untuk menjamin pelaksanaan
pembagian kekuasaan dan kontrol dan untuk menghindari penyelewengan kekuasaan.
Eksekutif
nasional dan Eksekutif Daerah, Dewan Nasional dan Dewan Daerah dan Majelis Etik
Nasional adalah bagian dari trias politika WALHI yang menjalankan hak dan
kewajiban dan tercantum dalam statuta. Untuk memastikan jalannya organisasi,
posisi direktur eksekutif dibatasi maksimal hingga dua kali masa jabatan selama
tiga tahun.
WALHI ada di
26 propinsi di Indonesia. Semua menjalankan forumnya dengan independen,
termasuk pendanaan dan pengelolaannya. Di tingkat nasional, Eksekutif Nasional
berperan sebagai koordinator dan dan fasilitator dalam aktifitas nasional dan
internasional.
Pengambilan
Keputusan WALHI
Forum
pengambilan keputusan tertinggi WALHI adalah dalam pertemuan anggota setiap
tiga tahun yang disebut Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH). Forum
ini menerima dan mensahkan pertanggungjawaban Eksekutif Nasional, Dewan
Nasional serta Majelis Etik Nasional; merumuskan strategi dan kebijakan dasar
WALHI; menetapkan dan mensahkan Statuta; serta menetapkan Eksekutif Nasional,
Dewan Nasional, dan Majelis Etik Nasional.
Setiap tahun
diselenggarakan pula Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH) sebagai forum
konsultasi antarkomponen WALHI dan evaluasi program WALHI. Format pengambilan
keputusan yang sama juga terjadi di forum-forum WALHI daerah.
Sumber
Pendanaan WALHI
Sumber
pendanaan WALHI berasal dari iuran anggota, sumbangan masyarakat individu,
serta lembaga dana lainnya baik lokal, nasional maupun internasional, sepanjang
tidak mengikat dan tidak berasal dari kegiatan-kegiatan yang bertentangan
dengan visi-misi serta nilai-nilai WALHI. WALHI juga melakukan usaha-usaha lain
yang legal dan tidak bertentangan dengan visi-misi serta nilai-nilai WALHI.
Dana
tersebut dikelola berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan yang benar dan
dipertanggungjawabkan secara berkala kepada komponen WALHI dan kepada publik.